Sabtu, 07 April 2012

HADIST TENTANG PENDIDIKAN

HADITS PENDIDIKAN
Diposkan oleh NoVaIRi HuSaINi Al-MunDzirI

PENDAHULUAN

A. Sekapur Sirih

Segala puji bagi Allah SWT. yang senantiasa memberi kenikmatan Islam, Iman, dan Ihsan serta nikmat kesehatan dan kesempatan. Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan keharibaan baginda Nabi Muhammad SAW. beliaulah sosok pemuda padang pasir yang senantiasa gigih dalam berjuang sehingga Islam tetap jaya dan terbukti kebenarannya.

Maksud dari disusunnya makalah ini adalah karena adanya tugas yang mewajibkan disusunnya makalah ini. Dalam menyusun makalah ini,penulis berusaha menyajikan secara sederhana, praktis, dan sistematis agar mudah dipelajari dan dihayati oleh para teman dan mereka yang memilih perhatian besar terhadap hadits.

Mudah-mudahan makalah ini bermanfaat bagi pembaca. Amin. Kami senantiasa mengharapkan kritik dan saran membangun dari siapa saja agar makalah ini lebih bermanfaat dan kualitasnya lebih baik di masa datang.

B. Latar Belakang

Mata kuliah Hadits Pedidikan merupakan salah satu mata kuliah yang harus diikuti oleh semua mahasiswa Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI). Adapun materinya meliputi sebagaimana yang tertera dalam kontrak perkuliahan. Pada kesempatan kali ini, kami akan membahas tentang materi “Membuat Perumpamaan”.

Adapun sistematika penulisan yang dipakai adalah sebagaimana persyaratan dalam lembar kontrak perkuliahan. Kami sangat berharap agar teman-teman tidak merasa puas dengan penjelasan dalam makalah ini saja, tetapi harus mencari dan menggali literatur hadits atau buku lainnya.

PEMBAHASAN

MEMBUAT PERUMPAMAAN

Redaksi Hadits

حَدَّثَنَا مُحَمّدُ بْنُ الْعُلاَءِ حَدَثَّنَا أَبُوْ أُسَامَةَ عَنْ بُرَيْدِ بْنِ عَبْدِ اللهِ عَنْ أَبِي بَرْدَةَ عَنْ أَبِي مُوْسَى رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ "مَثَلُ الَّذِيْ يَذْكُرُ وَالَّذِيْ لاَ يَذْكُرُ مَثَلُ الْحَيِّ وَالْمَيِّتِ".[1]

Terjemah Hadits

Artinya : ” Telah menceritakan kepada kita Muhammad bin ‘Ala’, telah menceritakan kepad kita Abu Usamah, dari Buraid ibn Abdillah dari Abi Barda’ dari Musa Radliyallahu ‘Anhu, dia berkata, bahwa Rasulullah SAW.bersabda “Perumpamaan orang-orang yang mengingat (Tuhannya) bagaikan perbedaan antara orang yang hidup dan orang yang mati ”. [2]

Tinjauan Bahasa

Menyebut, mengingat[3] : يَذْكُرُ

Hidup : الْحَيُّ

Mati : المَيِّتُ

Biografi Perawi

Abu Barda’

Nama sebenarnya adalah Uwaimir bin Zaid bi Qois. Ia seorang sahabat Anshar dari kabilah Khazraj. Abu Barda’ hafal Al-Qur’an dari Rasulullah SAW., dalam Perang Uhud, ia mendapatkan cobaan yang baik. Nabi SAW.bersabda mengenai dirinya : “ Prajurit berkuda paling baik adalah Uwaimir ”, Rasulullah mempersaudarakan dia dengan Salman Al-Farisi.

Pada masa pemerintahan Utsman bin Affan, Abu Barda’ diangkat menjadi hakim di Syam, ia adalah mufti (pemberi fatwa) penduduk Syam dan ahli fiqih penduduk Palestina.

Ia meriwayatkan hadits dari Sayyidah Aisyah dan Zaid bin Tsabit. Sedangkan yang meriwayatkan darinya ialah anaknya sendiri. Hadits yang ia riwayatkan mencapai 179 buah, tentang dia, Masruq berkata : Aku mendapatkan ilmu Rasulullah SAW. pada enam orang, diantaranya dari Abu Barda’.[4] Ia wafat pada tahun 32 H di Damaskus.

Syarah Hadits

- Sekilas Tentang Perumpamaan

Perumpamaan (matsal) sesuatu adalah sifat sesuatu itu yang menjelaskan dan menyingkap hakikatnya atau apa yang dimaksudkan untuk dijelaskannya , baik na’atnya maupun ahwâlnya.[5] Kadang-kadang perumpamaan sesuatu yaitu penggambaran dan penyingkapan hakikatnya dengan jalan majaz atau hakikat dibukukannya dengan mentasybihkannya (penggambaran yang serupa).

Seperti halnya Sayyid Ridho dalam menafsirkan ayat :

إِنَّ اللَّهَ لاَ يَسْتَحْىِ أَن يَضْرِبَ مَثَلاً مَّا بَعُوضَةً فَمَا فَوْقَهَا ( البقرة : ۲٦ )

" Sesungguhnya Allah tiada segan membuat perumpamaan berupa nyamuk atau yang lebih rendah dari itu.........” (QS.Al-Baqarah : 26).

Beliau mengatakan matsal ( membuat perumpamaan ) berarti menyentuhkan ( memberikan ) dan menjelaskan perumpamaan. Dalam suatu pembicaraan, untuk menjelaskan sesuatu hal. Si pembicara menyebutkan sesuatu sesuai dan menyerupai persoalan tersebut sambil menyingkap kebaikan ataupun keburukannya tersebut. Penggunaan kata dharb dalam hal ini dimaksudkan untuk mempengaruhi dan memberikan kesan, seakan-akan si pembuat perumpamaan mengetuk telinga si pendengar dengan perumpamaan itu, sehingga pengaruhnya menembus qalbunya sampai ke dalam lubuk jiwanya.

Dari uraian di atas bisa diketahui bahwa perumpamaan-perumpamaan yang terdapat di dalam Al-Qur’an ataupun dalam bahasa, mempunyai makna antara lain :

a. Menyerupakan sesuatu kebaikan atau keburukannya dimaksudkan kejelasannya dengan memberikan tamsil dengan sesuatu yang lainnya yag kebaikan atau kehinaannya telah diketahui secara umum, seperti menyerupakan orang-orang musyrik yang menjadikan pelindung-pelindung selain Allah dengan laba-laba. Hal ini seperti halnya terdapat dalam ayat Al-Qur’an :

مَثَلُ الَّذِينَ اتَّخَذُوا مِن دُونِ اللهِ أَوْلِيَآءَ كَمَثَلِ الْعَنكَبُوتِ اتَّخَذَتْ بَيْتًا وَإِنَّ أَوْهَنَ الْبُيُوتِ لَبَيْتُ الْعَنكَبُوتِ لَوْ كَانُوا يَعْلَمُونَ ( العنكبوت :٤١).

“ Perumpamaan orang-orang yang mengambil pelindung-pelindung selain Allah adalah laba-laba yang membuat rumah.Dan sesungguhnya rumah yang paling lemah ialah rumah laba-laba kalau mereka mengetahui.” (QS. Al-Ankabut : 41).

b. Mengungkapkan sesuatu keadaan dengan dikaitkan kepada lain yang memiliki titik persamaan untuk menandaskan perbedaan antara keduanya, seperti firman Allah yang terjemahannya sebagai berikut, “Orang-orang yang kafir dan menghalang-halangi (manusia) dari jalan Allah, Allah menghapus perbuatan-perbuatan mereka. Dan orang-orang yang beriman (kepada Allah) dan mengerjakan amal-amal saleh dan beriman (pula) kepada apa yang diturunkan kepada Muhammad dan itulah yang hak dari Rabb mereka, Allah menghapus kesalahan-kesalahan mereka dan memperbaiki keadaan mereka. Yang demikian adaah karena sesungguhnya orang-orang kafir mengikuti yang batil dan sesungguhnya orang-orang yang beriman mengikuti yang hak dari Rabb mereka. Demikianlah Allah membuat untuk menusia perbandingan-perbandingan bagi mereka.” (QS.Muhammad( 47):3). Dalam ayat tersebut, Allah menjelaskan ihwal mereka dengan menunjukkan perbedaan yang tegas di antara kedua golongan itu, orang-orang kafir akan sia-sia amalnya, sedangkan orang yang beriman kepada Allah, akan dihapuskan dari kesalahan-kesalahannya. Padahal, diantara kedua kaum itu terdapat titik persamaan yaitu bahwa masing-masing kaum adalah manusia yang juga diberi akal oleh Allah, dan kepada mereka diutus seorang rasul. Namun, meskipun demikian terdapat perbedaan yang besar antara keduanya dari segi perbuatannya, karena masing-masing menempuh jalan yang berlainan dan mgambil cara yang berbeda dengan yang diambil pihak lain. Demikianlah makna perumpamaan tersebut di atas.

c. Menjelaskan kemustahilan adanya keserupaan antara dua perkara, yang oleh kaum musyrikin dipandang serupa. Sebagai contoh, dalam Al-Qur’an ditemukan tamsil yang menandaskan perbedaan antara sembahan kaum musyrikin dengan al-khâliq, dengan menandaskan bahwa tuhan-tuhan kaum musyrikin tidak berakal, apalagi bila dianggap sebanding dengan al-khâliq.

- Hubungan Hadits Dengan Pendidikan

Perumpamaan bukan hanya sekedar karya seni yang dimaksudkan untuk memberikan keindahan kesusastraan mereka, melainkan mempunyai tujuan psikologis pedagogis, maknanya serta tujuannya yang luhur tersingkap dengan jalan menarik kesimpulan dari perumpamaan-perumpamaan itu. Disamping itu, dengan penarikan kesimpulan tersebut akan tersingkap pula mukjizat keindahan kesusastraan serta cara penyampaian pesan yang relevan.

1. Dengan adanya perumpamaan, seorang guru akan mengibaratkan perkara/sesuatu yang abstrak dengan sesuatu yang konkrit, sehingga para siswa yang diajarnya memahami kandungan makna yang abstrak/susah itu. Seperti halnya ketika Rasulullah berlalu di sebuah pasar dan melihat orang-orang yang sedang memperebutkan keuntungan dan kepentingan yang semata-mata bersifat duniawi, maka Rasulullah membuat perumpamaan bagi mereka dimana Rasulullah SAW.mengumpamakan kehinaan dunia dalam pandangan Allah dengan kehinaan anak kambing yang mati.

2. Dengan adanya perumpamaan yang dibuat oleh seorang guru, akan dapat merangsang kesan dan pesan yang berkaitan dengan penjelasan yang tersirat dalam perumpamaan tersebut. Artinya, dengan perumpamaan itu, para siswa akan menangkap pesan dan kesan tersendiri, sehingga dengan pesan yang didapatnya itu akan membantu mengingat penjelasan yang dituturkan seorang guru. Namun, untuk menghindari perbedaan daya tangkap pesan para siswa, seorang guru haruslah memberikan gambaran-gambaran yang jelas, yang mudah ditangkap, dan sekiranya bisa dimengerti oleh siswa. Kemudian pada akhir jam pengajaran, perumpamaan yang dibuat guru itu harus disimpulkan dan dikonsepkan sehingga para siswa tidak salah arah dan kabur dalam memahami perumpamaan tersebut.

3. Dengan adanya perumpamaan itu, akan dapat menggugah dan menumbuhkan berbagai perasaan ketuhanan/religious. Timbulnya berbagai perasaan tersebut bertemu dengan timbulnya perasaan senang terhadap kandungan makna yang terdapat dalam perumpamaan itu . Seperti halnya perasaan senang menerima pahala dari Allah dan perasaan mulia dengan menerima kemurahan, karunia serta nikmat-Nya.

4. Dengan adanya perumpamaan, secara tidak langsung akan mendidik akal siswa supaya berfikir benar dan menggunakan silogisme yang logis dan sehat.

5. Perumpamaan merupakan motif yang menggerakkan perasaan, menghidupkan naluri yang selanjutnya menggugah kehendak dan mendorongnya untuk melakukan amal yang baik dan menjauhi segala kemungkaran. Dengan cara demikian, perumpamaan itu merupakan andil dalam alat pendidikan yang dapat dimanfaatkan dalam mendidik manusia agar bertingkah laku baik, serta menghindarkan diri dari kecenderungan berbuat jahat. Dengan demikian, orang baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat akan terjaga untuk hidup secara lurus, sehingga siswa yang mampu menghisap inti sari yang tersirat dalam perumpamaan itu akan dapat berjalan di atas jalannya sendiri. Ia akan mampu merealisasikan pola budaya yang tinggi dalam rangka menciptakan ketentraman dan keadilan bagi manusia lainnya. Oleh karena itu, hendaknya pendidik berusaha melaksanakan pendidikan tingkah laku, kehendak yang baik dan kecenderungan berbuat baik.

PENUTUP

Demikian kiranya apa yang bisa kami susun, apabila ada kesalahan baik dalam penyusunan maupun penyampaian kami mohon maaf yang ganda laksa. Kami ucapkan terima kasih atas partisipasinya

DAFTAR PUSTAKA

Annahlawi, Abdurrahman, Prinsip dan Metode Pendidikan Islam Dalam Keluarga, Sekolah, dan Masyarakat, (Bandung : CV. Diponegoro, 1989), cet. 1.

As-Sholih, Subhi, Membahas Ilmu-Ilmu Hadits, (Jakarta : Pustaka Firdaus, 2002).

Bahreish, Salim, Terjemah Riyadush Shalihin, (Bandung : Al-Ma’arif, 1987), hlm.343.

Kitab Shohih Bukhari, (Turki : Maktab Assalafi), 168.

Yunus, Mahmud, Kamus Arab-Indonesia, (Jakarta : Hida Karya Agung).


[1] Shahih Bukhari, (Turki : Maktab As-Salafi, 168). Bab : Fadlu Adz-Dzikir Allah Azza Wa Jalla.

[2] Mahmud Yunus, Kamus Arab-Indonesia, (Jakarta : Hidakarya Agung), hlm.134.

[3] Salim Bahreseihj, Terjemah Riyadus-Shalihin, (Bandung : Al-Ma’arif, 1987), hlm.343.

[4]Subhi As-Sholih, Membahas Ilmu-Ilmu Hadits, (Jakarta : Pustaka Firdaus, 2002), hlm.348.

[5] Abdurrahman An-Nahlawi, Prinsip dan Metode Islam Dalam Keluarga, Sekolah, dan Masyarakat, (Bandung : CV. Diponegoro, 1987),cet.1, hlm.350.

Sabtu, 17 Desember 2011

Angka Istimewa

TAUKAH ANDA ?????
Setiap angka 3 atau kelipatannya dikalikan dengan angka 37 akan menghasilkan 3 angka kembar atau sama.
Ex : 3 x 37 = 111. :)
Matematika itu asyik kan?? ^_^

Sabtu, 02 April 2011

Pengertian Perencanaan Pengajaran

Pengertian Perencanaan Pengajaran
1.Kaufman mengatakan bahwa perencanaan adalah suatu proyeksi tentang apa yang diperlukan dalam rangka mencapai tujuan absah dan bernilai.
2.Perencanaan pengajaran berarti pemikiran tentang penerapan prinsip-prinsip umum mengajar di dalam pelaksanaan tugas mengajar dalam suatu interaksi pengajaran tertentu yang khusus baik yang berlangsung di dalam kelas ataupun diluar kelas.
Rencana pembelajaran pada hakekatnya merupakan perencanaan jangka pendek yang dilakukan oleh guru untuk dapat memperkirakan berbagai tindakan yang akan dilakukan di kelas atau di luar kelas. Perencanaan pembelajaran tersebut perlu dilakukan agar guru dapat mengkoordinasikan berbagai komponen pembelajaran yang berorientasi (berbasis) pada pembentukan kompetensi siswa, yakni kompetensi dasar, materi standar, indicator hasil belajar, dan penilaian berbasis kelas (PBK). Kompetensi dasar berfungsi untuk memberikan makna terhadap kompetensi dasar. Indikator hasil belajar berfungsi sebagai alat untuk mengukur ketercapaian kompetensi. Sedangkan PBK sebagai alat untuk mengukur pembentkan kompetensi serta menentukan tindakan yang harus dilakukan jika kompetensi standar belum tercapai.
3.Perencanaan pengajaran mempunyai beberapa faktor yang mendukung tujuan pembelajaran tercapai misal :
a.Persiapan sebelum mengajar
b.Situasi ruangan dan letak sekolah dari jangkauan kendaraan umum
c.Tingkat intelegensi siswa
d.Materi pelajaran yang akan disampaikan
4.Faidah perencanaan :
a.Karena adanya perencanaan maka pelaksanaan pengajaran menjadi baik dan efektif. Yang dimaksud adalah maka seorang guru bisa memberikan materi pelajaran dengan baik karena ia harus dapat menghadapi situasi di dalam kelas secara mantap, tegas dan fleksibel.
b.Karena perencanaan maka seseorang akan tumbuh menjadi seseorang guru yang baik. Yang di maksud adalah guru membuat persiapan yang baik dan adanya pertumbuhan berkat pengalaman dan akibat dari hasil belajar yang terus menerus.
Bagaimana cara untuk mencapai hasil hasil belajar yang efektif yang dijadikan pedoman dalam setiap kali membuat perencanaan ?
5.Perencanaan berkaitan dengan penentuan apa yang akan dilakukan. Perencanaan mendahului pelaksanaan, mengingat perencanaan merupakan suatu proses untuk menentukan ke mana harus pergi dan mengidentifikasikan persyaratan yang diperlukan dengan cara yang efektif dan efesien. Maka perencanaan mengandung 6 pokok pikiran, yakni:
a.Perencanaan melibatkan proses penetapan keadaan masa depan yang diinginkan.
b.Keadaan masa depan dibandingkan dengan keadaan sekarang, sehingga dapat dilihat kesenjangannya.
c.Untuk menutup kesenjangan itu perlu dilakukan usaha-usaha.
d.Usaha yang dilakukan dapat beranekaragam dan merupakan alternatif yang mungkin ditempuh.
e.Pemilihan alternatif yang paling baik adalah yang mempunyai efektivitas dan efesiensi.
f.Alternatif yang dipilih harus diperinci sehingga menjadi pedoman dalam pengambilan keputusan.
6.Pendapat Banghart dan Albert Trull. Mereka tidak memberikan batasan perencanaan pengajaran secara eksklusif, melainkan mengatakan bahwa dalam rangka mengerti makna perencanaan pengajaran dapat dilihat dari 3 dimensi, yakni:
a.Karakteristik perencanaan pengajaran berusaha menggambarkan sifat-sifat aktivitas perencanaan pengajaran.
b.Dimensi perencanaan pengajaran, berkenaan dengan luas dan cakupan aktivitas perencanaan yang mungkin dalam sistem pendidikan
c.Kendala-kendala berkaitan dengan adanya beberapa faktor pembatas atau penghalang.
7.Kegiatan yang merupakan karakteristik perencanaan pengajaran adalah:
a.Proses rasional
b.Konsep dinamik
c.Perencanaan terdiri dari beberapa aktivitas
d.Perencanaan pengajaran berkaitan dengan pemilihan sumber dana, sehingga harus mampu mengurangi pemborosan, duplikasi, salah penggunaan dan salah dalam memanajemennya.
8.Dimensi perencanaan pengajaran yakni berkaitan dengan cakupan dan sifat-sifat dari beberapa karakteristik yang ditemukan dalam perencanaan pengajaran. Pertimbangan terhadap dimensi-dimensi itu memungkinkan diadakannya perencanaan komprehensif yang menalar dan efesien, yakni:
a.Signifikan
b.Feasibilitas
c.Relevansi
d.Kepastian atau definitiveness
e.Ketelitian atau Parsimoniusness
f.Adaptabilitas
g.Waktu
h.Monitoring atau pemantauan
i.Isi perencanaan
9.Perencanaan pengajaran yang bak perlu memuat:
a.Tujuan yang diinginkan sebagai hasil proses pendidikan
b.Program dan layanan atau bagaimana cara mengorganisasi aktivitas belajar dan layanan-layanan pendukungnya.
c.Tenaga manusia, yakni mencakup cara-cara mengembangkan prestasi, spesialisasi, perilaku, kompetensi, maupun kepuasan mereka
d.Bangunan pisik mencakup tentang cara-cara penggunaan, pola distribusi dan kaitannya dengan baguanan pisik lainnya
e.Keuangan, meliputi rencana pengeluaran dan penerimaan
f.Struktur organisasi
g.Konteks sosial atau elemen-elemen lainnya yang dipertimbangkan dalam perencanaan pengajaran.
10.Philip Commbs mengatakan dalam arti yang luas, perencanaan pengajaran adalah suatu penerapan yang rasional dari analisis sistematis proses perkembangan pendidikan dengan tujuan agar pendidikan itu lebih efektif dan efesien sesuai dengan kebutuhan dan tujuan para murid dan masyarakatnya


PERENCANAAN PENGAJARAN
Fungsi, Peranan dan Jenis Media Pembelajaran
1. Pembelajaran sebagai suatu sistem yang bertujuan yang harus direncanakan oleh guru berdasarkan pada kurikulum yang berlaku.
2. Perencanaan pengajaran mencakup kegiatan merumuskan tujuan pembelajaran, merumuskan isi/materi pelajaran yang harus dipelajari, merumuskan kegiatan belajar dan merumuskan sumber belajar/media pembelajaran yang akan digunakan serta merumuskan evaluasi belajar.
3. Fungsi perencanaan pengajaran sebagai pedoman kegiatan guru dalam mengajar dan pedoman siswa dalam kegiatan belajar yang disusun secara sistematis dan sistemik.
4. Prinsip perencanaan pengajaran yang harus diperhatikan adalah:
a. Perencanaan pengajaran harus berdasarkan kondisi siswa.
b. Perencanaan pengajaran harus berdasarkan kurikulum yang berlaku.
c. Perencanaan harus memperhitungkan waktu yang tersedia
d. Perencanaan pengajaran harus merupakan urutan kegiatan belajar-mengajar yang sistematis.
e. Perencanaan pengajaran bila perlu lengkapi dengan lembaran kerja/tugas dan atau lembar observasi.
f. Perencanaan pengajaran harus bersifat fleksibel.
g. Perencanaan pengajaran harus berdasarkan pada pendekatan sistem yang mengutamakan keterpaduan antara tujuan, materi, kegiatan belajar dan evaluasi.
5. Perencanaan merupakan suatu sistem yang terdiri dari komponen Tujuan pembelajaran, komponen isi/materi pembelajaran, komponen kegiatan belajar-mengajar, dan komponen evaluasi belajar.

Prosedur Pengembangan Program Pembelajaran
1. Program pengajaran di sekolah dilaksanakan dalam jangka waktu belajar tertentu. Program pengajaran yang menjadi tugas guru yaitu menyusun program pengajaran catur wulanan dan program mingguan atau harian, yang disebut program persiapan mengajar.
2. Program caturwulan adalah program pengajaran yang harus dicapai selama satu caturwulan, selama periode ini diharapkan para siswa menguasai pengetahuan, sikap dan keterampilan sebagai satu kesatuan utuh.
3. Program caturwulan dijabarkan dari Garis-garis besar Program Pengajaran pada masing-masing bidang studi/mata pelajaran, di dalamnya terdiri atas: pokok bahasan/sub-pokok bahasan, alokasi waktu, dan alokasi pertemuan kapan pokok bahasan/sub-pokok bahasan tersebut disajikan.
4. Persiapan mengajar merupakan istilah baru sebagai pengganti dari satuan pelajaran (satpel) pada kurikulum lama. Persiapan mengajar ini merupakan program pengajaran untuk jangka waktu belajar mingguan atau harian.
5. Langkah-langkah pengembangan persiapan mengajar secara umum dapat dilakukan melalui: a) mempelajari Tujuan Pembelajaran Umum (TPU) yang ada dalam GBPP, b) merumuskan Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK) berdasarkan TPU, c) menentukan materi/bahan pelajaran, d) menentukan kegiatan belajar-mengajar, e) menetapkan alat, media, dan sumber pelajaran, dan f) menentukan alat evaluasi.
Sumber Strategi Belajar Mengajar karya Udin S. Winataputra
http://jaringanilmupengetahuan.blogspot.com/2010/02/pengertian-perencanaan-pengajaran-1.html

Sabtu, 05 Juni 2010

PERMAINAN DALAM MATEMATIKA

Jalan ke kiri atau ke kanan?
Alat dan bahan:
 Alat tulis
 Ketas
 Koin
Mintalah anak anda untuk menggambar garis bilangan dari -10 sampai 10 seperti berikut ini.




Bergantian lemparkan koin satu kali. Jika setelah pelemparan koin muncul gambar (G), maka bergerak satu satuan ke kiri. Sebaliknya, jika setelah pelemparan koin muncul gambar (A), maka bergerak satu satuan ke kanan. Permainan yang pertama kali mencapai angka -10 atau 10 di nyatakan sebagai pemenang.

Barisan Fibonacci
Alat dan bahan:
 Alat tulis
 Kertas
Leonardo dari pisa (1180 - 1250) dan lebih di kenel sebagai Fibbinacci adalah putra dari Bonacci, seorang pedagang italia yang bekerja sama dengan orang - orang afrika utara. Fibonacci sendiri mempunyai seorang guru muslim dan pergi berkeliling ke Mesir, Suriah, dan Yunani.
Buku hasil karya Bonacci yang sangat terkenal adalah “Liber Abacci” ( Buku Berhiung). Salah satu soal dalam buku tersebut akhirnya mamberikan penyelesaian barisan Fibonacci. Dalam barisan Fibonacci, setiap suku sesudah suku kedua merupakan jumlah dari dua suku sebelumnya.
1, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 13, 21, …..
Barisan Fibonacci dapat dibentuk dengan sembarang bilangan untuk dua suku pertamanya. Berikut ini adalah barisan Fibonacci dengan suku pertama dan suku kedua tidak satu
 2, 5, 7, 12, 19, 31, 50, 81, …..
 3, 7, 10, 17, 27, 44, 71, 115, …..
Untuk menggali lebih dalam tentang barisan Fibonacci ini, mintalah anak anda untuk menyusun barisan Fibonacci dengan suku pertama dan kedua adalah 5 dan 8. Mintalah anak anda untuk menyebutkan suku ketujuh dan menghitung jumlah sepuluh suku pertamanya.

Suku pertama 5
Suku kedua 8
Suku ketiga 13
Suku keempat 21
Suku kelima 34
Suku keenam 55
Suku ketujuh 89
Suku kedelapan 144
Suku kesembilan 233
Suku kesepuluh 377
Jumlah 979


Jadi, suku ketujuh dari barisan Fibonacci dengan suku pertama 5 dan duku kedua 8 adalah 89. Jumlah sepuluh suku pertama barisan Fibonacci tersebut adalah 979.
Secara umum, dapat diturunkan suatu rumus yang dapat menghitung suku ketujuh dan jumlah sepuluh suku pertama barisan Fibonacci dengan suku pertama x dan suku kedua y.
Suku pertama x
Suku kedua y
Suku ketiga x + y
Suku keempat x + 2y
Suku kelima 2x + 3y
Suku keenam 3x + 5y
Suku ketujuh 5x + 8y
Suku kedelapan 8x + 13y
Suku kesembilan 13x + 21y
Suku kesepuluh 21x + 34y
Jumlah 55x + 88y

Perhatikan bahwa jumlah sepuluh pertama sama dengan 11 kali suku ketujuh.
55x + 88y = 11 x(5x + 8y)
Kembali kepermasalahan di atas, suku ketujuh sama dengan (5 x 5) + (8 x 8) = 25 + 64 = 89 dan jumlah sepuluh suku petama sama dengan 11 x 89 = 979.
PEMANFAATAN ALAM SEKITAR DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA

PENDAHULUAN
Mengajar matematika merupakan suatu karsa dengan nila seni tinggi. Matematika sebagai mata pelajaran dengan kategori ”momok” bagi sebagian siswa (meskipun belum tentu yang paling sulit) menuntut guru matematika mau dan mampu menerapkan strategi pembelajaran yang mujarab. Perlu kepedulian terhadap siswa dan kejelian terhadap kemampuannya dengan detail yang tinggi.
Sebagian besar guru berusaha keras menyempurnakan ketrampilan dalam seni mengajar untuk ”membekali” siswa dengan matematika kontemporer yang sesuai. Ketrampilan seni mengajar ini penting, khususnya dalam usaha memotivasi siswa, terutama dalam menghadapi siswa-siswa yang malas, yang sering kita jumpai dalam kelas.
Kebanyakan guru mempunyai kiat tersendiri dalam mengajar. Namun, guru yang cermat selalu mencari ide dan teknik baru untuk diterapkan di kelasnya
Media pembelajaran tidak harus mahal. Karena mahal tidaknya suatu media pembelajaran bukan hal yang prinsip. Prinsip media pembelajaran harus tepat guna untuk menjelaskan suatu konsep. Efektif dan efisien digunakan guru maupun siswa. TV dan DVD player bantuan dari perintah, tidak ada artinya bila guru dan siswa tidak bisa mengunakannya. Meskipun harganya mencapai jutaan rupiah.
PEMANFAATAN MEDIA DAUN

Media pembelajaran tidak harus mahal. Karena mahal tidaknya suatu media pembelajaran bukan hal yang prinsip. Prinsip media pembelajaran harus tepat guna untuk menjelaskan suatu konsep. Efektif dan efisien digunakan guru maupun siswa. TV dan DVD player bantuan dari perintah, tidak ada artinya bila guru dan siswa tidak bisa mengunakannya. Meskipun harganya mencapai jutaan rupiah.

TV dan DVD player tidak bisa dimanfaatkan, mungkin saja di sekolah tidak ada yang bisa mengoperasikan media itu. Bila benar begitu, tentu hal ini kedengarannya aneh. Sebab di zaman yang maju seperti yang kita ketahui bersama, ternyata ada sekolah yang penghuninya tidak bisa mengoperasikan TV dan DVD player. Padahal kedua barang tersebut sudah menjadi bagian dari masyarakat kota hingga ke pelosok desa. Tetapi bila TV dan DVD tidak bisa dimanfaatkan karena diamankan dirumah pengelolah sekolah, dengan alasan keamanan, maka alasan itu tentu bisa diterima. Walau ada juga yang tidak setuju dengan alasan semacam itu.

Media pembelajaran yang harganya mahal memang membutuhkan pengamanan yang lebih agar tidak dijarah pencuri. Selain masalah pengamanan, media pembelajaran yang harganya mahal perlu perawatan yang intensif. Sebab media yang mahal biasanya berupa barang elektronik. Bila salah dalam perawatan, maka media elektronik tersebut tidak akan berumur panjang.

Berbeda dengan media pembelajaran elektronik yang harganya mahal, media pembelajaran organik dengan bahan baku dari dedaunan dan biji-bijian harganya murah meriah. Selain itu, ramah lingkungan dan dapat diperbaharui. Murah, karena tidak harus membeli. Bahan-bahannya mudah di dapat. Terutama bagi yang tinggal dipedesaan. Ramah lingkungan, karena bahan organik mudah diurai oleh bakteri. Mudah diperbaharui, karena bila selesai dipakai bahan-bahan itu bisa didapatkan dengan mudah. Dan tumbuh subur ketika musim penghujan.
DAUN DAN PELEPAH PISANG SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN BANGUN DATAR
Media pembelajaran berbahan dasar pelepah daun pisang ini mereka kembangkan di kelas IV SD Sagan. Alat peraga materi bangun datar dan bangun ruang yang mereka ciptakan bentuknya sama dengan alat peraga yang biasa digunakan. ''Tidak ada kesulitan. Ini sama dengan yang biasa ada di pasaran kok. Bedanya cuma material untuk membuatnya,'' katanya.

Menurutnya, pelepah pisang adalah material yang sangat potensial. Jumlahnya banyak dan bisa didapat dengan mudah. ''Tapi belum banyak dimanfaatkan. Bahkan lebih banyak terbuang. Dengan memprosesnya kembali menjadi barang lain, semoga nilainya bertambah,'' harapnya.

Selain jauh lebih murah, pelepah daun pisang juga aman bagi anak-anak. ''Tidak akan menimbulkan cedera,'' tambahnya singkat. Untuk membuat alat peraga bangun datar dan bangun ruang, tidak sembarang pelepah bisa digunakan. Pohon pisang yang digunakan adalah yang buahnya sudah dipanen dan punya batang berkualitas baik. Pelepah yang digunakan adalah pelepah bagian luar hingga pelepah kelima pada batang pohonnya. ''Setelah pelepah kelima tidak kami pakai karena terlalu lunak dan lemas,'' tutur Fina. Batang yang sudah dipilih dibuat lembaran tipis dan dijemur hingga benar-benar kering di bawah sinar matahari.
''Menjemur hingga benar-benar kering penting agar nantinya pelepah tidak berjamur,'' terangnya. Bila pelepah sudah benar-benar kering, pelepah dilapisi melamin dan diwarnai agar tampilannya lebih menarik. ''Ada juga yang kami tambahkan karton pada sisinya agar kuat dan bentuknya bagus. Kami juga membutuhkan bambu untuk rangka bangun ruang,'' ujarnya. Merekatkan bambu, karton, dengan pelepah pisang juga tidak terlalu rumit. Cukup menggunakan lem kayu. Setelah disatukan dan diberi warna yang menarik, media pembelajaran yang murah, mudah dibuat, dan ramah lingkungan pun tercipta. ''Kalau sudah jadi, kita bisa pakai ini sebagai media belajar.

Daun pisang, daun jati dan biji-bijian, seperti buncis, bisa dijadikan media pembelajaran pada pembelajaran matematika SD maupun SMP. Penggunaan media buncis lebih praktis dan efektif untuk menanamkan konsep penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian.
Sedangkan daun pisang maupun daun jati atau daun-daun pohon yang lain bisa digunakan sebagai media pembelajaran bagun sisi datar. Terutama untuk mejelaskan konsep luas segitiga, persegi, persegi panjang, jajar genjang, belah ketupat, layang-layang, trapesium dan lingkaran. Dengan media dedaunan kita bisa menurunkan atau menemukan rumus luas jajar genjang, belah ketupat dan layang-layang. Caranya, gunting bangun datar tersebut sedikian rupa hasilnya bisa disusun membentuk persegi panjang.
Selain itu, media daun bisa juga digunakan untuk menjelaskan bagaimana hubungan sudut pusat suatu lingkaran dengan sudut kelilingnya. Dan media daun meski terbatas pada ukuran tertentu, ternyata bisa juga digunakan untuk menunjukkan jaring-jaring bagun ruang seperti kubus, balok, prisma, limas, dan kerucut.
Dedaunan dan biji-bijian mudah dijumpai dalam realitas keseharian siswa. Sehingga pembelajaran yang menggunakan media dedaunan dan biji-bijian secara sengaja atau tidak telah menghadirkan nuansa pembelajaran yang realistis yang kontekstual. Dan media dedaunan dan biji-bijian lebih mudah diperoleh serta tidak harus membeli. Sementara itu, media karton atau mika sedikit banyak harus mengeluarkan uang, apalagi multimedia. Jadi, selain murah meriah, ramah lingkungan, dan dapat diperbaharui, ternyata media pembelajaran organik tidak bertentangan dengan seruan KTSP. Sehingga tidak berlebihan bila dedaunan dan biji-bijian sebagai media pembelajaran alternatif ditengah naiknya harga BBM dan melambungnya harga bahan pokok makanan.

PEMBELAJARAN OPERASI ALJABAR DENGAN MEDIA DAUN

Pembelajaran operasi aljabar melalui pembelajaran dengan menggunakan media daun ini dimulai dengan penyusunan langkah-langkahnya sebagai berikut :

Alat dan Bahan yang Diperlukan :
1. Daun Mangga
2. Daun Jambu
3. Daun Rambutan
mengumpulkan tiga jenis daun ini dengan jumlah masing-masing 20 lembar. Daun tersebut harus dengan tangkainya. Piranti lainnya adalah tali rafia, selotif, gunting, pisau, spidol kertas, dan bolpoint.
Petunjuk Menyelesaikan Operasi Pada Bentuk Aljabar dengan Menggunakan Media Daun Sebagai Berikut :
Misalkan media daun yang digunakan sebagai berikut.
Lambang Nama Daun
x Daun Mangga
y Daun Jambu
z Daun Rambutan
Dapat digunakan dalam operasi :
1). Penjumlahan
a). Suku dengan koefisien positif dilambangkan dengan daun tegak, sedangkan suku dengan koefisien negatif dilambangkan dengan daun dalam posisi terbalik.
b). Menjumlahkan suku sejenis artinya sama dengan menggabungkan daun sejenis. Misalkan 3x + 2x berarti 3 daun mangga digabungkan dengan 2 daun mangga, hasilnya 5 daun mangga..Artinya 3x + 2x = 5x.
c). Menjumlahkan suku sejenis tetapi berlainan koefisien berarti mengurangkan. Misalkan z + (–2z) berarti 1 daun rambutan digabungkan dengan 2 daun rambutan (posisi terbalik), hasilnya 1 daun rambutan yang posisinya terbalik. Hal tersebut diartikan z + (–2z) = – 1z = –z.
d). Menjumlahkan suku tidak sejenis artinya sama dengan menggabungkan daun-daun yang sejenis. Misalkan 3x + z + 2x + (–2z) berarti 3 daun mangga digabungkan dengan 2 daun mangga, sedangkan 1 daun rambutan digabungkan dengan 2 daun rambutan (terbalik). Hasilnya 5 daun mangga dan 1 daun rambutan (terbalik). Ini berarti 3x + z + 2x + (–2z) = 5x + (–z) = 5x – 2z.
2). Pengurangan
Mengurangkan berarti menjumlahkan dengan kebalikannya. Misalkan 2x – 5x diubah menjadi 2x + (–5x). Artinya 2 daun mangga digabungkan dengan 5 daun mangga (terbalik). Hasilnya 3 daun mangga terbalik, artinya 2x – 5x = –3x. Sedangkan –3y + 4z – (–2y) diubah menjadi –3y + 4z +2y berarti 3 daun jambu (terbalik) digabungkan dengan 2 daun jambu hasilnya 1 daun jambu (terbalik), sedangkan 4 daun rambutan tetap. Artinya –3y + 4z – (–2y) = –y + 4z.
3). Perkalian
a). Koefisien tidak dilambangkan dengan jumlah daun sehingga dalam perkalian, koefisien dikalikan dengan koefisien seperti operasi bilangan bulat.
b). Variabel dilambangkan dengan daun dalam posisi berjajar. Misalkan xy dilambangkan dengan daun mangga dijajar dengan daun jambu.
c). Tanda pangkat dilambangkan dengan daun yang diikat dengan tali rafia sebanyak pangkatnya. Misalkan x, x dilambangkan dengan daun mangga dijajar dengan daun mangga, dan selanjutnya dapat diwakili oleh satu daun mangga yang diikat dengan 2 tali (sama juga dengan dua daun mangga tersebut yang diikat jadi satu dengan 2 tali rafia). y2z dilambangkan dengan satu daun jambu yang diikat 2 tali dijajar dengan satu daun rambutan.
d). Dalam mengerjakan perkalian, koefisien dikalikan dengan koefisien sedangkan variabel dikalikan dengan variabel. Misalkan 3xz (–2z) berarti koefisiennya : 3 x (–2) = –6, sedangkan variabelnya: xz, dan z dilambangkan dengan satu daun mangga, satu daun rambutan, dan satu daun rambutan. Karena daun rambutan ada dua lembar, maka bentuk di atas menjadi satu daun mangga dan satu daun rambutan yang diikat dengan dua tali. Artinya 3xz x (–2y) = [3 x (–2)] [ xz x z ] = –6 xz2.
4). Pembagian
a). Pembagian variabel dilambangkan dengan pengurangan daun yang mewakili variabel yang dibagi oleh daun yang mewakili variabel pembagi. Variabel yang dibagi diletakkan di bagian atas sedangkan variabel pembagi diletakkan di bagian bawah. Misal x2y3z : x2y dilambangkan dengan 2 daun mangga, 3 daun jambu, dan 1 daun rambutan dikurangi dengan 2 daun mangga dan 1 daun jambu. Hasilnya adalah sisa pengurangan tersebut yaitu 2 daun jambu dan 1 daun rambutan. Jadi, x2y3z : x2y = y2z.
Cara lain: x2y3z : x2y dilambangkan dengan cara berikut.
Yang dibagi : daun mangga yang diikat dengan 2 tali, daun pandan wangi diikat dengan 3 tali, dan satu daun rambutan.
Pembagi : daun mangga yang diikat dengan 2 tali, dan satu daun jambu.
Hasilnya sama dengan cara sebelumnya.
5). Substitusi
a). Substitusi dilakukan dengan menempelkan kertas yang diberi angka pada daun yang maksud. Misalkan x = 3 dan y = –10 disubstitusikan pada –2x + z, maka dua daun mangga ditempeli kertas bertuliskan angka 3 dan satu daun rambutan ditempeli selotif bertuliskan angka –10. Hasilnya adalah (–2 3) + –6 + (–10) = –16.
b). Pengerjaan operasi gabungan tambah, kurang, kali, bagi, dan pangkat disesuaikan dengan urutan pengerjaan operasi pada bilangan.
Kesimpulan yang diperoleh sebagai berikut :
1) Dua suku atau lebih dapat ditambahkan atau dikurangkan jika variabelnya sama.
2) Sifat-sifat penjumlahan dan pengurangan pada bilangan bulat juga berlaku pada bentuk aljabar.
3) Operasi perkalian dan pembagian antara dua suku atau lebih pada bentuk aljabar dikerjakan dengan cara koefisien dikali atau dibagi dengan koefisien, sedangkan variabel-variabel yang dapat disederhanakan adalah variabel-variabel sejenis. Variabel yang tidak sejenis tetap eksis.
4) Hasil perkalian dan pembagian dua variabel atau lebih dapat ditulis dalam bentuk yang lebih sederhana yaitu bentuk pangkat.
5) Tingkatan operasi pada bentuk aljabar sama dengan tingkatan operasi bilangan, yaitu:
a). pangkat dan akar
b) kali dan bagi
c). tambah dan kurang

PEMANFAATAN MEDIA BATU
Mengajarkan Pecahan pada Anak SD yaitu :

1. Pengertian Pecahan

Menurut Drs. MOCH ICHSAN, M.pd. dalam bukunya yang berjudul
Pembelajaran Pecahan di SD.
Pecahan atau bilangan pecah mempunyai dua pengertian yaitu :
a. Bilangan untuk menyatakan banyaknya bagian dari suatu benda utuh yang dibagi menjadi dua bagian-bagian yang sama besar.
b. Bilangan untuk menyatakan suatu bilangan.
Pada siswa kelas III dalam mengajarkan pecahan masih dalam tahap pengenalan pecahan. Jadi kalau Drs. Moch Ichsan memberi contoh pada siswa yang sering dijumpai sehari-hari dengan menggunakan apel,
roti, telur asin, untuk mengenalkan pecahan 1/2, 1/3, 1/4, 1/6 dan lain sebagainya.
12

a. Pengalaman anak tentang pecahan

Kalau menurut Drs. Moh Ihsan M.pd. siswa diberi contoh dengan buah-buahan atau roti yang biasa dibagikan ibu-ibu kepada anakanaknya. Anak-anak tentu sudah mengalami atau mengenali pecahan. Karena dalam kehidupan sehari-hari mereka sudah ada peristiwa tersebut. Kadang ibu mereka membagi telur asin satu dibagi menjadi dua yaitu siswa itu dengan kakaknya. Peristiwa demikian di dalam rumah merupakan pengalaman tentang pecahan bagi anak.

Demikian juga bagi anak-anak kerap kali dihadapkan kepada
situasi dimana mereka harus membagi 8 batu kepada beberapa temannya. Contoh :
Banyaknya batu berwarna hitam ada 3 buah.
Banyaknya batu berwarna putih ada 5 buah.
Perbandingan antara batu berwarna hitam dengan batu berwarna putih ada 3 : 5 atau 3/5.

Tetapi kalau menurut Dra. Wahyuningsih M. Pd. Mengatakan bahwa buah-buahan, roti atau makanan lain yang tidak benar-benar ada garis tengah yang sama persis tidak bisa digunakan karena kalau dipotong tidak akan menghasilkan hasil yang sama persis .
Dra. Wahyuningsih M.pd. Menyarankan menggunakan bola pimpong
karena itu kalau dibelah sudah ada garis yang tengah persis jadi kalau dibelah bisa sama persis. Menurutnya lebih baik menggunakan bola pimpong sehingga
siswa mengetahui bahwa pembagian itu harus sama persis. Dari bola tadi siswa mengenali pecahan 1/2 (separoh).

b. Tahap kedua
Dari bola pimpong tadi, berpindah ke alat peraga. Alat peraganya bisa menggunakan alat peraga kertas. Supaya anak ikut aktif, hendaknya tiap anak diberikan sehelai kertas dan sebuah gunting.
Guru : “Lipatlah kertas menjadi dua bagian yang ama besarnya (lipatannya tepat saling menutupi satu sama lainnya)”.
Anak-anak akan melipat dengan berbagai cara. Bagian yang diarsir adalah 1/2 (setengah)
Peragaan tersebut dapat dilanjutkan untuk pecahan 1/4, 1/8, 1/3 dan 1/6. Siswa dijelaskan bahwa 1/4 , angka “1 disebut pembilang” sedangkan angka “4 disebut penyebut.

http://blog.unila.ac.id/imadesulatra/archives/213
http://belajarmatematikaitumudah.blogspot.com/

http://pkab.wordpress.com/2008/06/12/penggunaan-media-pada-pengajaran-matematika/ [...]

http://www.jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&rid=111983

Kamis, 03 Juni 2010



Pemanfaatan Barang Bekas Kardus dalam Matematika


Alat dan Bahan :

Penggaris
Pensil
Carter
Kardus


cara penggunaannya :

 Pertama buat jaring-jaring pada kardus dengan ukuran yang telah ditetapkan
 Kemudian jaring-jaring tersebut di potong dengan pisau carter
 Setelah di potong maka bentuklah jaring-jaring tersebut sesuai dengan bentuknya

Jumat, 26 Maret 2010